Presiden Direktur Nexian Martono Jaya Kusuma mengingatkan perusahaan handset lokal untuk mewaspadai langkah produsen ternama, seperti Nokia dan Blackberry, yang mulai melirik pangsa pasar menengah ke bawah. Menurutnya, seperti dilansir majalah Globe Asia edisi Maret, hal itu mengancam pangsa pasar konsumen produk lokal.
Dengan mengeluarkan produk murah, kata Martono, maka perbedaan mencolok antara merek produk lokal dan global semakin tipis. Bahkan,k atanya, kini merek global juga cenderung menerapkan konsep qwerty keypad, yaitu penggunaan konsep peletakan tombol huruf keypad handphone yang diselaraskan dengan keyboard atau mesin tik.
"Ini berlaku dalam produk Samsung's Corby yang dibandrol hanya dengan Rp 1,4 juta dan BlackBerry Gemini yang kurang dari Rp 3 juta," kata Martono.
Namun, Martono tetap percaya bahwa produk lokal tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen, dengan strategi mengeluarkan produk menggunakan konsep qwerty dan harga berkisar Rp 500 ribu hinga Rp 700 ribu. Ia menuturkan bahwa sekitar 4 juta unit produk qwerty lokal terjual tahun lalu dan diperkirakan ke depan penjualan smartphone akan mendominasi angka penjualan handset traditional.
Lembaga International Data Corporation (IDC) memperkirakan handphone pintar dengan tampilan data komunikasi kuat akan menyingkirkan handphone tradisional. Menurut catatan IDC, penjualan "smartphone" Indonesia melonjak tajam hingga 290 persen sedangkan handphone berteknologi lama turun sebesar 51 persen.
Khusus untuk Nexian, kata Martono, selain menggunakan konsep qwerty dan murah juga mengembangkan aplikasi plus, seperti facebook, mengunduh foto, dan mengirim pesan secara on line atau Nexian messenger dalam produknya.(ADDY/SHA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar