Jumat, 16 April 2010

Nexian, Pesaing Kuat Produk Impor

Ketika hampir semua industri lokal di Indonesia kisruh atas realisasi perjanjian zona perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina (ACFTA), hanya perusahaan handphone lokal Indonesia, Nexian, yang tidak mau ambil pusing. Demikian pernyataan M. Syakur Usman juru bicara PT Metrotech Jaya Komunika kepada Majalah Globe Asia edisi Maret silam.

Ya, perusahaan handset Nexian asal Indonesia seakan tidak terpengaruh dengan berbagai harga miring produk buatan Cina yang semakin membanjiri pasar pascapemberlakuan ACFTA. Dalam pemberlakuan perjanjian sejak 1 Januari lalu mengenai penghapusan bea masuk, secara otomomatis membuat produk industri rumahan Cina mengancam eksistensi industri besar lokal. Terutama, bagi pengusaha yang selama ini menikmati berbagai jenis fasilitas dan proteksi dari pemerintah menjadi kelabakan.

Namun, menurut Presiden Direktur Metrotech Jaya Komunika, Martono Jaya Kusuma, dengan strategi menggandeng jaringan provider komunikasi terkenal seperti Telkomsel, XL, Esia dan Flexi, membuat Nexian menempati posisi kedua setelah Nokia di Indonesia.

Bahkan ketika, terjadi "demam" BlackBerry dengan percaya diri Nexian membuat terobosan produk NexianBerry dengan mengembangkan rumus "Qwerty Keypad". Qwerty keypad merupakan rumusan baku peletakan tombol huruf pada keyboard atau mesin tik. Produk NexianBerry yang awalnya dipandang sebelah mata, berhasil mencapai prestasi penjualan tertinggi sejak diluncurkan Mei tahun lalu, yaitu sebanyak 1,8 juta unit sebulan atau hampir 21 hingga 22 juta unit setahun.

Bahkan berdasarkan data penjualan distributor besar di Jawa Barat, tahun lalu setiap bulannya produk Nexian diklaim terjual rata-rata sebanyak 120.000 unit lebih besar dibanding Nokia yang hanya mencapai 80.000. Martono Jaya Kusuma pun mengklaim, baru pertama kali begitu banyak konsumen menginginkan produk Nexian dengan pemesanan seperti halnya penjualan Nokia tipe E90, dua tahun lalu.

Semoga saja kelak Nexian mampu menembus pasar Cina, bahkan internasional. Membawa bendera bangsa Indonesia yang selama ini hanya dikenal sebagai penikmat produk asing.(ADD/ANS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar